Septi Maulini, S.Pd.
Kelas Tinggi (5C)
Setiap detik waktu berputar, mengiringi
perjuangan bangsa Indonesia dalam melakukan perubahan. Setiap perubahan yang
berkembang akan melahirkan temuan baru yang mampu memberikan kemudahan. Perkembangan
dan kemajuan merupakan suatu keadaan yang tentunya diimpikan setiap bangsa,
tanpa terkecuali Indonesia. Bangsa Indonesia sendiri telah puas melewati pahit
manisnya arus globalisasi. Dunia pendidikan khususnya, telah menjadi salah satu
perkakas yang terdampak. Perubahan
tersebut telah mengubah cara pandang dan praktik pembelajaran terutama
dalam dunia pendidikan. Informasi mengenai ilmu pengetahuan juga dapat tersebar
dengan cepat. Dengan memanfaatkan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi ini, pendidikan dapat menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat.
Akibatnya, pada dunia pendidikan saat ini dan masa yang akan datang ada
beberapa kecenderungan antara lain sistem pembelajaran yang semakin berkembang
karena adanya kemudahan untuk terselenggaranya proses pendidikan.
Berawal dari sebuah kalimat motivasi
“Secanggih apapun teknologi tidak akan pernah menggantikan peran guru, tetapi
guru yang tidak mau belajar teknologi akan mudah tergantikan”, maka hal ini
bisa menjadi awal untuk memulai. Guru dapat menuangkan ide kreatif untuk
mengembangkan teknologi digital yang diadaptasi untuk pembelajaran dan edukasi. Sekarang merupakan zaman milenial, dimana
akses informasi sudah dengan mudah untuk didapatkan. Hanya dengan sekali ‘klik’
apa yang diinginkan, sudah terpampang jelas di layar gadget.
Pembelajaran harus mampu memiliki kompetensi
yang berguna bagi masa depan. Seiring berkembangnya teknologi dan juga
infrastruktur penunjangnya, upaya peningkatan kualitas pembelajaran dapat
dilakukan melalui pemanfaatan teknologi dalam suatu sistem yang dikenal dengan
Pembelajaran Digital. Pembelajaran digital merupakan suatu sistem yang dapat
memfasilitasi pembelajar belajar lebih luas, lebih banyak, dan bervariasi,
sehingga pembelajar dapat belajar kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh
jarak ruang dan waktu, materi pembelajaran juga lebih bervariasi, tidak hanya
dalam bentuk verbal, melainkan lebih bervariasi seperti teks, visual, audio,
dan gerak (Munir, 2017).
Penggunaan
teknologi terbukti dapat meningkatkan minat belajar anak karena tampilan yang
lebih menarik sehingga akan terhindar dari rasa jenuh selama mengikuti
pelajaran. Adanya informasi yang digunakan untuk media pembelajaran dapat
berdampak positif bagi para siswa, yaitu mereka bisa lebih mudah dalam mencari
informasi yang diperlukan selama proses pembelajaran. Disamping itu juga bisa
dilakukan oleh siswa diharapkan mencari sendiri persoalan yang dihadapi untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru secara mandiri. Siswa bisa menjadikan
dirinya menjadi seorang yang mampu menyelesaikan permasalahannya dengan
memanfaatkan teknologi dan menjadikan teknologi sebagai kebutuhan dalam
hidupnya. Tidak dapat dipungkiri, kecanggihan teknologi saat ini, dapat
dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.
Kondisi kelas yang saya ampu saat ini
terkadang masih menerapkan pembelajaran secara konvensional, terkadang
klasikal, namun juga tetap menerapkan kecanggihan digitalisasi. Jelas tampak
perbedaan setiap pembelajaran yang saya terapkan didalam kelas. Saat
pembelajaran berbasis digital siswa memang tampak antusias dan bersemangat
untuk belajar dan mencari tahu. Siswa lebih mandiri dan dapat menyelesaikan
permasalahannya sendiri maupun bersama anggota kelompoknya. Tak hanya itu, kenyataan
dari banyaknya sistem pembelajaran yang berlangsung, guru masih terpaku dan
berkutat pada kurikulum yang baku dan kaku. Dimana ketika mengajar hanya
terpaku pada target kurikulum, yang hanya melihat tolak ukur keberhasilan pada
angka kuantitatif yang diperoleh saat evaluasi saja.
Menjadikan guru sebagai motivator yang
menggerakkan siswa pada sumber belajar yang diakses adalah kunci utama untuk
menjadi jembatan revolusi. Dengan memantau siswa yang sedang mengembangkan
kreativitas dan imajinasinya. Serta dapat menilai dan memberi catatan,
menambahkan, serta memperluas perbendaharaan setiap temuan siswa. Selain itu
guru juga hendaknya tidak mengajarkan pengetahuan secara terpisah, melainkan
mengajarkan metode penemuan dimana dan dengan cara seperti apa informasi dan
sumber-sumber dapat diperoleh, serta cara memproses pengetahuan dan
mengaplikasikannya untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan di kehidupan
sehari-hari (Wartomo, 2016).
Sebagai guru yang mengajar di salah satu
sekolah yang berada di pusat kota, berharap fasilitas penunjang pembelajaran
digitalisasi untuk ditingkatkan. Karena jika pemerataan itu telah dilaksanakan,
maka akan memudahkan guru-guru untuk menerapkan pembelajaran digital itu
sendiri. Selain itu, dari guru nya sendiri, diharapkan mau dan mampu untuk
mengikuti perkembangan teknologi ini. Niatkan semua untuk keberhasilan
pembelajaran yang diterapkan dan siswa yang dibimbing. Wartomo (2016),
mengatakan bahwa dalam komunitas digital global hendaknya paling tidak
dilakukan 3 (tiga) pembelajaran, yaitu: (a) pembelajaran yang memusatkan pada
konstruksi pencarian dan penemuan, (b) pembelajaran yang menekankan pada
kreativitas dan inisiatif, dan (c) pembelajaran yang menekankan pada interaksi
dan Kerjasama.
Idealnya pembelajaran digital dapat
berlangsung apabila pembelajaran yang diterapkan mampu medorong kreativitas
anak secara keseluruhan, membuat siswa aktif, mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif dan berlangsung dalam kondisi menyenangkan. Selain itu
pembelajaran ideal berarti tercapainya tujuan dari suatu pembelajaran. Siswa
tidak merasa terbebani dan guru pun selalu bersemangat untuk menghadirkan
inovasi-inovasi terbaru untuk siswanya. Sanjaya (2006), peran guru dalam
pembelajaran era digital ada tujuh yakni: (1) guru sebagai sumber belajar; (2)
guru sebagai fasilitator; (3) guru sebagai pengelola; (4) guru sebagai
demonstrator; (5) guru sebagai
pembimbing; (6) guru sebagai motivator; (7) guru sebagai elevator. Apabila dari
ketujuh peran ini sudah dapat dilakukan, maka sukseslah pembelajaran digital
yang diterapkan.
Peran guru sebagai sumber belajar berkaitan dengan kemampuan guru dalam
menguasai materi pelajaran, sehingga ketika siswa bertanya guru dapat dengan
sigap dan cepat memberikan jawaban kepada siswa. Memberikan pelayanan kepada
siswa agar memudahkan siswa untuk menerima materi sehingga pembeajaran menjadi
efektif dan efisien. Menunjukkan sikap yang akan menginspirasi siswa untuk
melakukan hal yang sama, bahkan lebih baik didalam proses pembelajaran.
Menumbuhkan motivasi dan semangat dalam diri siswa untuk belajar serta
mengevaluasi semua hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Selain itu strategi
yang dapat dilakukan untuk meningkatan pembelajaran digital ialah dengan
mengembangkan dan menerapkan metode atau model pembelajaran yang menunjang
terlaksananya pembelajaran digital.
Menjadi guru di era digital
membutuhkan usaha yang lebih keras jika dibanding yang lalu-lalu. Berkembangnya
dunia digital terkadang membuat hubungan guru dan siswa tak lagi seperti yang
diharapkan. Namun, sebagai guru yang tak hanya mengajar tapi juga mendidik,
akan selalu berupaya agar tidak ada kesenjangan antara guru dan siswa lagi.
Guru harus memastikan bahwa semua siswa harus bisa memahami konsep dasarnya,
bahkan berupaya untuk mengajarkan bagaimana bisa mengkonstruksi sebuah makna
atau konsep, sehingga siswa bukan hanya mengerti untuk jangka pendek tapi juga
untuk jangka panjang. Satu diantaranya ialah dengan mengaitkan konsep yang
abstrak dengan kehidupan sehari-hari. Guru mengajak siswa untuk berperan aktif
dengan memberi tahu manfaat apa yang bisa didapatkan ketika menerapkan ilmu
tersebut, baik manfaat untuk diri sendiri atau pun untuk orang lain. Karena
ketika menhetahui dan memahami manfaatnya, siswa akan termotivasi untuk
mempraktikkan yang mereka pelajari.
Penting pula bagi seorang guru untuk melatih kreativitas siswa agar informasi dan materi pelajarn yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik. Untuk melatih kreativitas siswa ialah dengan memperluas wawasan dan referensi mengajar. Dengan demikian, guru bisa mencoba hal baru dan menemukan inovasi cara mengajar yang bisa dilakukan pada proses pembelajaran dan mendukung siswa untuk menerima materi yang diberikan dengan lebih efisien.
Penguasaan bahasa seorang guru juga mendukung dalam meningkatkan budaya pembelajaran di era digital. Hal ini diperlukan dalam mengembangkan potensi guru secara pribadi, sebab banyak pelatihan dan materi terkait dengan pengajaran yang disampaikan dengan bahasa asing. Dari semua paparan yang telah disampaikan penting bagi seorang guru untuk memahami karakteristik siswa agar pembelajaran di era digital dapat dilaksanakan dengan mudah, lancar, dan tanpa beban. Karena jika diawalnya siswa atau guru sudah merasa terbebani untuk pelaksanaan pembelajaran maka setiap kegiatan tidak akan berjalan dengan mudah. Tak hanya guru dan siswa yang berperan penting, setiap warga sekolah juga harus berpean aktif untuk menyukseskan pembelajaran di era digital ini. Dengan harapan kemajuan dan kesuksesan dalam menghadapi budaya pembelajran di era digital dapat diraih bersama
0 Comments